EAS APSI 2023

1. Tuliskan kebutuhan sistem informasi apa saja yang ingin dimiliki oleh Cafe Ijjo 

  1. Manajemen Inventaris

    • - Sistem harus mampu melacak persediaan bahan baku, bahan tambahan, dan stok produk jadi.
    • - Kemampuan untuk memantau persediaan secara real-time, memberikan peringatan jika stok mencapai level minimum, dan menghasilkan laporan inventaris secara berkala.
    • - Integrasi dengan sistem pemesanan untuk secara otomatis mengurangi stok setelah pesanan dikonfirmasi.
  2. Pemesanan dan Pengiriman

    • - Sistem harus mendukung pemesanan makanan dan minuman melalui aplikasi atau situs web.
    • - Kemampuan untuk mengelola pesanan yang masuk, mengonfirmasi pesanan, dan menginformasikan perkiraan waktu pengiriman atau pengambilan.
    • - Integrasi dengan sistem pembayaran untuk memproses pembayaran pesanan secara online.
    • - Manajemen pengiriman dengan informasi pengemudi, rute, dan pelacakan pesanan secara real-time.
  3. Pembayaran dan Pelaporan Keuangan

    • - Sistem harus mendukung berbagai metode pembayaran seperti tunai, kartu kredit, dan pembayaran online.
    • - Kemampuan untuk menghasilkan faktur, struk pembayaran, dan catatan transaksi secara otomatis.
    • - Fitur pelaporan keuangan untuk melacak pendapatan, pengeluaran, dan laporan keuangan lainnya.
  4. Manajemen Karyawan

    • - Sistem harus memungkinkan perekaman data karyawan, termasuk informasi pribadi, jadwal kerja, dan catatan kinerja.
    • - Kemampuan untuk mengelola jadwal kerja, memantau kehadiran karyawan, dan menghasilkan laporan kinerja karyawan.
    • - Integrasi dengan sistem penggajian untuk menghitung gaji, tunjangan, dan manfaat karyawan.
  5. Manajemen Pelanggan

    • - Sistem harus mampu mencatat dan melacak data pelanggan, termasuk informasi kontak, riwayat pesanan, dan preferensi makanan.
    • - Kemampuan untuk mengirimkan promosi, diskon, atau penawaran khusus kepada pelanggan melalui email atau notifikasi aplikasi.
    • - Analisis pelanggan untuk memahami preferensi, kebiasaan pembelian, dan perilaku pelanggan guna meningkatkan pengalaman pelanggan.
  6. Laporan dan Analisis

    • - Sistem harus dapat menghasilkan laporan yang berguna, seperti laporan penjualan harian, laporan inventaris, atau laporan kinerja karyawan.
    • - Fitur analisis data untuk mengidentifikasi tren penjualan, menganalisis keuntungan, dan mengoptimalkan operasional restoran.
  7. Keamanan dan Privasi

    • - Sistem harus memiliki mekanisme keamanan yang kuat untuk melindungi data pelanggan, informasi keuangan, dan data sensitif lainnya.
    • - Pengaturan akses yang disesuaikan untuk membatasi hak akses pengguna berdasarkan peran dan tanggung jawab mereka.
  8. Integrasi dengan Layanan Pihak Ketiga

    • - Kemampuan untuk berintegrasi dengan penyedia layanan pihak ketiga, seperti sistem pembayaran, platform pemesanan online, atau layanan pengiriman makanan.
  9. Antarmuka Pengguna yang Intuitif

    • - Antarmuka pengguna yang mudah digunakan, intuitif, dan responsif untuk memudahkan penggunaan sistem oleh staf restoran.

Dengan mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan ini dalam aplikasi sistem informasi, Cafe Ijjo dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan pengalaman pelanggan, dan memudahkan pengelolaan restoran secara keseluruhan.


2. Buatlah tahapan yang harus dilalui di dalam membangun aplikasi sistem restoran

Berikut adalah tahapan yang harus dilalui dalam membangun aplikasi sistem restoran:

  1. Analisis Kebutuhan Tahap awal adalah menganalisis kebutuhan sistem informasi restoran dengan berinteraksi langsung dengan pemilik restoran dan staf yang terlibat. Identifikasi dan dokumentasikan kebutuhan utama seperti manajemen inventaris, pemesanan, pembayaran, pelacakan data pelanggan, dan fitur tambahan yang diinginkan.

  2. Perencanaan dan Desain Setelah kebutuhan dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah merencanakan dan merancang aplikasi sistem restoran. Buat rencana proyek yang mencakup jadwal, anggaran, dan sumber daya yang diperlukan. Selanjutnya, desain arsitektur aplikasi, antarmuka pengguna, basis data, dan integrasi sistem.

  3. Pengembangan Tahap ini melibatkan pengembangan aplikasi sesuai dengan desain yang telah dibuat. Tim pengembang akan membuat basis data, membangun logika bisnis, mengimplementasikan fitur-fitur yang diperlukan, dan mengintegrasikan sistem dengan perangkat keras atau perangkat lunak lainnya yang digunakan di restoran.

  4. Pengujian Setelah aplikasi selesai dikembangkan, langkah berikutnya adalah menguji aplikasi secara menyeluruh untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Melakukan pengujian fungsionalitas, keamanan, dan kinerja aplikasi. Identifikasi dan perbaiki bug atau masalah yang ditemukan selama pengujian.

  5. Pelatihan dan Implementasi Setelah aplikasi diuji dengan baik, tim pengembang akan memberikan pelatihan kepada pemilik restoran dan staf yang akan menggunakan sistem. Mereka akan diberikan pemahaman tentang cara menggunakan aplikasi, mengelola inventaris, mengatur pesanan, mengelola pelanggan, dan fitur-fitur lainnya. Setelah itu, aplikasi dapat diimplementasikan secara penuh di restoran.

  6. Pemeliharaan dan Dukungan Setelah aplikasi sistem restoran diimplementasikan, tim pengembang akan memberikan dukungan dan pemeliharaan terus menerus. Mereka akan memperbaiki bug yang mungkin muncul, melakukan pembaruan perangkat lunak, dan menjawab pertanyaan atau masalah yang timbul dari pengguna aplikasi.

  7. Evaluasi dan Peningkatan Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja aplikasi dan kepuasan pengguna. Dapatkan umpan balik dari pemilik restoran dan pelanggan untuk memahami area yang dapat ditingkatkan. Gunakan umpan balik ini untuk melakukan perbaikan dan peningkatan berkelanjutan pada aplikasi sistem restoran.

Tahapan yang harus dilalui untuk membuat sistem informasi ini adalah pengembangan dari System Development Life Cycle (SDLC) dengan metodologi waterfall development model. 

Model waterfall atau Classic Life Cycle merupakan model yang melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap planning, analysis, design, implementation, system. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Model proses yang digunakan dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan paradigma secara waterfall. Model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun sebuah software. 

3. Apa yang dimaksud dengan model analisis? Ruang lingkup model analisis apa saja?

Model analisis adalah suatu pendekatan, kerangka kerja, atau metode yang digunakan untuk menganalisis aspek-aspek sistem informasi yang ada atau yang akan dirancang. Model analisis membantu dalam memahami kebutuhan pengguna, mengidentifikasi masalah dalam sistem, dan mengembangkan solusi yang optimal.

Model analisis dalam APSI dapat mencakup berbagai teknik, pendekatan, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan sistem. Berikut adalah beberapa contoh model analisis yang sering digunakan dalam APSI:

  1. Model Use Case Model Use Case digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan kebutuhan fungsional sistem informasi. Ini melibatkan identifikasi aktor (pengguna) dalam sistem, fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh sistem, dan skenario-skenario penggunaan yang berbeda.

  2. Model Diagram Aliran Data (DFD) Model DFD digunakan untuk menggambarkan alur data dalam sistem informasi. Ini melibatkan identifikasi proses-proses yang memanipulasi data, entitas-entitas yang berinteraksi dengan sistem, dan aliran data antara proses dan entitas.

  3. Model Entity-Relationship (ER) Model ER digunakan untuk menggambarkan struktur data yang digunakan dalam sistem informasi. Ini melibatkan identifikasi entitas, atribut, dan hubungan antara entitas dalam sistem.

  4. Model Activity Model Activity (diagram aktivitas) digunakan untuk menggambarkan alur kerja atau aktivitas-aktivitas dalam sistem informasi. Ini melibatkan pemodelan urutan langkah-langkah yang dilakukan dalam sistem dan interaksi antara aktivitas-aktivitas tersebut.

  5. Model Class Model Class (diagram kelas) digunakan untuk menggambarkan struktur objek dan hubungan antara objek dalam sistem informasi. Ini melibatkan identifikasi kelas-kelas objek, atribut, dan hubungan antara kelas-kelas tersebut.

  6. Model Sequence Model Sequence (diagram urutan) digunakan untuk menggambarkan interaksi antara objek-objek dalam sistem informasi secara berurutan. Ini melibatkan pemodelan pesan-pesan yang dikirim antara objek-objek dan urutan eksekusi pesan-pesan tersebut.

  7. Model State Model State (diagram status) digunakan untuk menggambarkan bagaimana objek dalam sistem informasi berubah status atau kondisinya seiring waktu. Ini melibatkan identifikasi status objek, peristiwa yang memicu perubahan status, dan transisi antara status-status tersebut.

Ruang lingkup model analisis dalam Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (APSI) mencakup aspek-aspek berikut:

  1. Kebutuhan Pengguna Model analisis membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan pengguna terkait dengan sistem informasi yang akan dirancang. Ini meliputi pemahaman tentang tujuan sistem, fungsi-fungsi yang diharapkan, preferensi pengguna, serta kendala atau masalah yang perlu diatasi.

  2. Proses Bisnis Model analisis juga melibatkan pemodelan proses bisnis yang ada dalam organisasi. Ini melibatkan pemahaman tentang alur kerja, tugas-tugas yang dilakukan, pemrosesan data, interaksi antara departemen atau fungsi, serta identifikasi potensi perbaikan atau otomatisasi.

  3. Struktur Data Model analisis membantu dalam memahami dan menggambarkan struktur data yang diperlukan dalam sistem informasi. Ini melibatkan identifikasi entitas, atribut, dan hubungan antara entitas dalam sistem. Model analisis juga membantu dalam memodelkan bagaimana data akan disimpan, diakses, dan dikelola.

  4. Interaksi dan Antarmuka Model analisis mencakup pemodelan interaksi dan antarmuka antara pengguna dan sistem informasi. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan sistem, apa yang diharapkan dari antarmuka pengguna, serta bagaimana informasi disajikan dan dikomunikasikan kepada pengguna.

  5. Kinerja dan Keamanan Model analisis juga mencakup aspek kinerja dan keamanan sistem informasi. Ini melibatkan pemahaman tentang persyaratan kinerja sistem, pengelolaan beban kerja, waktu respons, dan pengukuran kinerja lainnya. Selain itu, aspek keamanan juga diperhatikan, termasuk identifikasi risiko keamanan, perlindungan data, dan kontrol akses.

  6. Integrasi dan Lingkungan Teknologi Model analisis dalam APSI juga mencakup integrasi dengan sistem atau aplikasi yang ada serta pemahaman tentang lingkungan teknologi yang digunakan. Ini melibatkan identifikasi ketergantungan dengan sistem lain, persyaratan interoperabilitas, dan pemilihan teknologi yang sesuai untuk implementasi sistem informasi.

Ruang lingkup model analisis dapat berbeda-beda tergantung pada proyek dan konteks spesifik. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua aspek yang relevan dianalisis dan dipertimbangkan dalam perancangan sistem informasi yang efektif.

4. Apakah fungsi model Desain. Yang termasuk model desain sebutkan

Fungsi dari model desain adalah memberikan panduan yang jelas dan terstruktur tentang bagaimana suatu sistem atau produk akan dirancang. Model desain memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

  1. Merancang Struktur Model desain membantu dalam merancang struktur atau kerangka sistem atau produk. Ini melibatkan identifikasi komponen-komponen utama, hubungan antara komponen-komponen tersebut, dan tata letak keseluruhan sistem.

  2. Menggambarkan Fungsi Model desain digunakan untuk menggambarkan fungsi-fungsi yang akan dilakukan oleh sistem atau produk. Ini mencakup langkah-langkah, proses, atau alur kerja yang akan dilakukan dalam sistem.

  3. Menyediakan Panduan Teknis Model desain memberikan panduan teknis kepada pengembang atau produsen dalam membangun sistem atau produk. Ini mencakup spesifikasi teknis, persyaratan kinerja, dan persyaratan teknologi yang harus dipenuhi.

  4. Menggambarkan Antarmuka Pengguna Model desain merancang antarmuka pengguna yang akan digunakan untuk berinteraksi dengan sistem atau produk. Ini mencakup tata letak antarmuka, elemen antarmuka, dan alur navigasi yang akan digunakan.

  5. Mengidentifikasi Ketergantungan Komponen Model desain membantu dalam mengidentifikasi ketergantungan antara komponen-komponen sistem atau produk. Ini melibatkan pemodelan hubungan antara komponen, masukan dan keluaran yang dibutuhkan, serta integrasi antara komponen-komponen tersebut.

Contoh model desain yang umum digunakan dalam APSI antara lain:

  • 1. Diagram Arsitektur Sistem Menunjukkan komponen perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan yang terlibat dalam sistem.
  • 2. Diagram Aliran Data Menggambarkan aliran data antara entitas dan proses dalam sistem.
  • 3. Diagram ER (Entity-Relationship) Menunjukkan entitas, atribut, dan hubungan antara entitas dalam basis data.
  • 4. Diagram Use Case Mengidentifikasi dan mendeskripsikan skenario penggunaan sistem.
  • 5. Wireframe Antarmuka Pengguna Menunjukkan tata letak, elemen antarmuka, dan navigasi dalam antarmuka pengguna.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETS APSI 2023 - Evaluasi 1 Analisis dan Perancangan

Seleksi dan Manajemen Proyek - Tugas 4 APSI